Cari Blog Ini

Jumat, 24 Mei 2019

PROSES PENYEBARAN HINDU BUDHA DI INDONESIA

PROSES PENYEBARAN HINDU-BUDHA
   
     #Ajaran Hindu
     Agama hindu tumbuh bersama dengan kedatangan bangsa arya ke kota mohenjo Daro dan harappa. Agama Hindu dikembangkan oleh bangsa Arya yang memuja banyak dewa. Agama Hindu sebenarnya merupakan sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida. Sifat agama Hindu politeisme, artinya memuja banyak dewa, di mana setiap dewa memiliki peran dalam kehidupan masyarakat. Terdapat tiga dewa utama dalam agama Hindu, yakni Dewa Brahma sebagai dewa pencipta, Dewa Wisnu sebagai dewa pelindung, dan Dewa Syiwa sebagai dewa penghancur. Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Trimurti.
     Kitab suci agama Hindu dinamakan Weda, yang terbagi atas empat bagian: Regweda (pujian pada dewa), Yajurweda (doa untuk mengantar sesaji pada para dewa), Samaweda (syair dari Regweda), Atharwaweda (mantra dan jampi untuk ilmu gaib dan sihir). Di samping kitab di atas agama Hindu juga mempunyai kitab Brahmana dan Upanishad. Dalam agama Hindu,terdapat pembagian kasta masyarakat berdasarkan pembagian tugas atau pekerjaan. Kasta tersebut dari tertinggi adalah Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Terdapat pula masyarakat yang berada di luar kasta, yang disebut Paria. Golongan ini meliputi pengemis dan gelandangan. Berikut ini pembagian golongan dalam agama Hindu.
1) Brahmana : Pendeta
2) Ksatria : Raja, Bangsawan, Ksatria
3) Waisya :Petani, Pedagang, Peternak
4) Sudra : Pekerja, Budak
     #Ajaran Budha
     Agama Budha pertama kali tumbuh di India tepatnya di di bagian timur laut sekitar tahun 500 sebelum Masehi. Diajarkan oleh Sidharta Gautama yang dikenal sebagai Buddha. Pokok ajaran Buddha adalah menghindarkan manusia dari penderitaan atau Samsara. Adapun ajaran Buddha terangkum dalam empat kebenaran mulia yaitu:
1) Dukkha, yaitu kehidupan manusia pada dasarnya tidak bahagia.
2) Samudaya, Iya itu ketidakbahagiaan manusia karena memikirkan kepentingan diri sendiri dan Terbelenggu oleh nafsu.
3) Nirodha, yaitu memiliki kepentingan diri sendiri dan nafsu ditekan dengan mengadakan hasrat.
4) Marga, Ya itu mah dapat dilakukan melalui depan jalan kehidupan atau astavidya, kedelapan jalan tersebut meliputi pengertian benar pikiran benar ucapan benar perbuatan benar pencarian menara daya upaya benar perhatian dan konsentrasi benar.
     Agama Buddha muncul sebagai reaksi terhadap dominasi golongan Brahmana dalam ritual keagamaan. Keseluruhan ajaran agama Buddha dibukukan dalam kitab Tripitaka terdiri atas 3 kumpulan tulisan yaitu Sutta Pitaka vinaya Pitaka dan abhidarmapitaka. Dalam perkembangannya agama Budha pecah menjadi dua aliran yaitu Hinayana dan Mahayana.

     #Teori Masuknya Hindu-Budha
 a. Hipotesis Waisya
Hipotesis Waisya mengungkapkan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan pedagang atau waisya. Mereka mengikuti angin musim dan menetap di Indonesia. Menurut para pendukung hipotesis Waisya kaum Waisya yang umumnya merupakan kelompok pedagang inilah yang berperan besar dalam menyebarkan agama dan budaya Hindu ke nusantara. Mereka menjadikan munculnya agama dan budaya Hindu yang dapat diterima dikalangan masyarakat. Salah satu tokoh pendukung hipotesis waisya adalah N. J. Korm.
Kelemahan ippotis waisya adalah tidak ada koloni-koloni dagang di Indonesia. Meskipun ada pedagang India yang menetap tetapi mereka menetap di kampung khusus yang disebut Kampung Keling. Hubungan mereka dengan pengusaha nyala dalam bidang perdagangan, para pendekar bukanlah golongan sosial yang memahami secara mendalam ajaran Hindu.
b. Hipotesis Ksatria
Hipotesis ksatria yang mengungkapkan bahwa pengaruh agama dan kebudayaan Hindu masuk ke nusantara adalah kaum Ksatria. Menurut hipotesis ini pada masa lampau di India terjadi peperangan antara Kerajaan sehingga para prajurit yang kalah perang kemudian mengadakan migrasi ke daerah lain dan salah satu wilayahnya adalah Indonesia. Salah satu tokoh yang mendukung hipotesis ksatria adalah R. C Majumdar.
Kelemahan hipotesis ini adalah tidak didukung dengan data yang menandai suatu kolonisasi melalui dilakukan oleh golongan ksatria tentunya dicatat sebagai suatu kemenangan akan tetapi hal tersebut tidak ditemukan dalam sumber-sumber tertulis di India. Di Indonesia pun tidak terdapat prasasti yang menceritakan hal tersebut.
c. Hipotesis Brahmana
Hipotesis Brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia adalah golongan Brahmana. Para Brahmana datang ke nusantara diundang oleh penguasa nobatkan jadi rajas dengan upacara Hindu. Pendukung dari hipotesis ini adalah J. C. Van Leur.
Kekuatan hipotesis Brahmana didukung oleh bukti-bukti yang ada antara lain:
- kaum Brahmana mempunyai kemampuan untuk mengajarkan agama Hindu karena Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam agama Hindu.
- prasasti yang ditemukan di Indonesia ditulis dengan bahasa Sansekerta bukan bahasa setempat. Bahasa sangsekerta adalah bahasa penduduk di India yang digunakan terutama oleh kalangan ahli dari agama dan golongan terpelajar.
d. Hipotesis Arus Balik
Hipotesis arus balik mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang akan berdagang ke ini ya pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya orang-orang Indonesia mengundang para Brahmana dari untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu Buddha ke India dan setelah memperoleh ilmu mereka kembali untuk menyebarkan agama di tanah air. Telepon hipotesis tersebut orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam masuknya agama dan budaya India.

#Jalur Masuk Hindu-Budha ke Indonesia
- melalui jalur laut
- melalui jalur darat

1 komentar:

Yaudah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

SOAL PENILAIAN AKHIR TAHUN (SEMESTER GENAP) SEJARAH INDONESIA KELAS XI

1) Untuk menguasai kawasan Asia Pasifik Jepang menyerang pangkalan Amerika, dikawasan Asia Pasifik. Peristiwa penyerangan Jepang terhadap pa...