Cari Blog Ini

Selasa, 15 Januari 2019

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA (1942-1945)

1. Indonesia masa Pendudukan Jepang
Tahun 1943, posisi pasukan tentara Jepang di Pasifik mulai terdesak dan untuk
menarik dukungan penduduk di negara jajahan, Jepang merencanakan memberi
kemerdekaan kepada Birma dan Filipina. Rencana itu tidak menyebut nasib Indonesia.
Apabila melihat dari sudut pandang sosial-budaya, Indonesia lebih maju dibandingkan
dengan negara tersebut.


Hal itu membuat Ir. Soekarno dan Moh. Hatta mengajukan protes kepada Jepang.
Protes ini disampaikan melalui Gunseikan yang isinya adalah bangsa Indonesia tidak
akan mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Menanggapi protes dan ancaman
dari tokoh-tokoh nasionalis di Indonesia, pemerintah Jepang kemudian menempuh
kebijaksanaan partisipasi politik
Pada 1 Maret 1942 Jepang mendarat di tiga tempat, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan,
dan Kranggan tanpa dapat dibendung oleh Belanda yang pada waktu itu masih menjajah
Indonesia. Akhimya, pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati.
Subang Panglima tentara Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten menyerahkan kckuasaan
kepada Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Sejak itu dengan
resmi Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang. Setelah Jepang menerima selurah
hakny adari tangan Belanda,Jepang langsung mengadakan pembagian wilayah kekuasaan.
Jakarta
Menurut Jepang, Indonesia dibagi menjadi tiga pemerintahan. yaitu
a. Tentara keenambelas, memerintah di Pulau Jawadan Maduradengan pusatnya di jakarta
b. Tentara keduapuluh lima, memerintah Sumatra dengan pusatnya di Bukittinggi
c. Armada Selatan kedua, memerintah Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusat
di Makassar
Keberhasilan Jepang membuat Indonesia semakin menderita apalagi Tarakan, Kalimantan
Timur, dan Palembang serta kota-kota besar lainnyajuga dikuasai. Dengan masuknya Jepang
Indonesia mendapat tanggapan para tokoh nasional yang ada di Indonesia, di antaranya
Soekamo dan Drs. Mohammad Hatta. Kebaikan Jepang di awal pertemuan hanya untuk
memperoleh simpati dan bantuan bagi Jepang dalam Perang Asia Timur Raya
Sebagian pemimpin Indonesia memutuskan untuk bekerja sama dengan Jepang,letapi
sebagian lagi menentang penjajahan Jepang. Ada beberapa fakior yang membuat pemimpin
nasional melakukan kerja sama dengan Jepang, di antaranya:
a. Sikap keras pemerintah Belanda menjelang akhir kekuasaannya.
b. Penekanan kaum nasionalis pada zaman Belanda.
c. Kebangkitan bangsa-bangsa Timur, yakni orang Timur memandang kemenangan Jepang sebagai suatu kemenangan Asia atas Eropa.
d. Adanya ramalan Jayabaya yang hidup di kalangan rakyat, yang meramalkan bahwa akan datang orang kate yang akan menguasai Indonesia selama seumur jagung dan sesudahnya kemerdekaan akan dicapai

2. Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang
Pada masa Jepang sudah mulai terdapat perselisihan-perselisihan dengan badan-badan
esmi. Dari badan-badan itu beberapa di antaranya mempunyai persamaan positif, antara lain :
a. Gerakan Tiga A
Gerakan ini bersemboyan Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia dan Nippon
Pemimpin Asia dan dipimpinoleh Mr.Syamsudin dibantu olch Sutan Pamuncak dan Mohammad
Saleh. Kemudian pada tahun 1943, Gerakan Tiga A berubah menjadi gerakan Putera.
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Gerakan Putera dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan pusat yang dikenal
sebagai empat serangkai, yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai
Haji Mas Mansur. Putera merupakan suatu hadan bentukan pemerintahan Jepang pada 1
Maret 1943. Lembaga ini bertujuan untuk mengendalikan kekuatan kaum nasionalis yang
dapat membahayakan kckuasaan Jepang di Indonesia. Selain itu, untuk membangun dan
menghidupkan segala apa yang dirobohkan oleh imperialisme Belanda. Gerakan ini menjadi
bumerang bagi Jepang sebab Putera beranggotakan orang-orang baru yang nyata-nyata
bersifat nasionalis
c. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Pada tahun baru 1944 didirikan organisasi lain yang bernama Himpunan Kebaktian
Jawa Jawa Hokokai) dengan komando militer berada di tangan Jepang. Alasan
pembentukan Jawa Hokokai adalah rakyat Indonesia perlu dihimpun tenaga lahir dan
batin untuk menggalang kebaktiannya sesuai dengan hoko seishin (semangat kebaktian).
Di dalam tradisi Jepang ada tiga unsur kebaktian, yaitu rela mengorbankan diri.
mempererat persahabatan, dan mengerjakan sesuatu harus menghasilkan bukti. Jawa
Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah yang struktunya langsung berada
di bawah pimpinan Jepang. Pemimpin tertinggi dipegang langsung oleh gunseikan.
d. Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI)
Pada September 1937, para pemimpin Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah
memprakarsai pembentukan Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI). Dewan Persatuan Islam
seperti Persatuan Islam, Al Irsyad dan hampir semua organisasi Islam lain di seluruh
Indonesia segera bergabung dengan MIAI.
Akan tetapi, organisasi ini sempat mengalami pembaruan pada tahun 1942, ketika
Jepang mengcluarkan larangan berpolitik. Kenyalaannya, Jepang membutuhkan bantuan
dan tenaga umat Islam. Olch karcna itu, pada tanggal 4 September 1942 organisasi ini
diaktifkan kembali.
MIAI masih boleh berdiri karena pada dasarnya anti-Barat karena soal agama.
Pengaktifan kembali MIAI dipimpin oleh Wondoamiseno dibantu oleh K.H. Mas Mansur
sebagai ketua muda dan KH Taufikurrachman. Pada asas dan tujuannya ditambahkan
kalimat" turut bekerja sekuat tenaga dalam pekerjzan membangunkan masyarakat baru
untuk mencapai kemakmuran bersama di lingkungan Asia Raya di bawah
Nippon". Kegiatannya adalah membentuk baitul mal dan melaksanakan peringatan hari
hari besar. Pada Oktober 1943 dibubarkan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
Masyumi dipimpin olch K.H. Hasyim Asyari, dengan wakil K.H. Mas Mansur, K.H.
Nahrowi, K.H. Mukti, Kartosudarmo, K.H. Farid Ma'ruf, Zainul Arifin, dan K.HH Mokhtar
e. Cuo Sangi In
Tahun 1943, posisi pasukan tentara Jepang di Pasifik mulai terdesak dan untuk
menarik dukungan penduduk di negara jajahan, Jepang merencanakan memberi
kemerdekaan kepada Birma dan Filipina. Rencana itu tidak menyebut nasib Indonesia.
Apabila melihat dari sudut pandang sosial-budaya, Indonesia lebih maju dibandingkan
dengan negara tersebut.
Hal itu membuat Ir. Soekarno dan Moh. Hatta mengajukan protes kepada Jepang.
Protes ini disampaikan melalui Gunseikan yang isinya adalah bangsa Indonesia tidak
akan mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Menanggapi protes dan ancaman
dari tokoh-tokoh nasionalis di Indonesia, pemerintah Jepang kemudian menempuh
kebijaksanaan partisipasi politik.

3. Organisasi Perjuangan Gerakan Bawah Tanah
Sebenamya bentuk perlawanan terhadap Jepang yang dilakukan rakyat Indonesia
tidak hanya terbatas pada bentuk perlawanan fisik, tetapi juga dengan pelawanan gerakan
bawah tanah yang dilakukan beberapa organisasi kerakyatan
Mereka bekerja sebagai pegawai Jepang, namun sebenarnya mereka memiliki tujuan dalam menghimpun rakyat untuk menenuskan perjuangan sehingga tercapai kemerdekaan.
Berikut merupakan gerakan-gerakan tersebut.
a. Kelompok Sukarni
Sukarni mempunyai peranan yang amat penting dalam perlawanan gerakan bawah
tanah. Mereka berhasil menyusup sebagai pegawai kantor pusat propaganda Jepang
Sendenbu (sekarang kantor berita Antara). Pengikut golongan ini ialah Adam Malik,
Pandu Kertawiguna, Chaerul Saleh, dan Maruto Nitimihardjo.
b. Kelompok Kaigun
Kelompok ini dipimpin oleh Ahmad Subarjo, dengan anggotanya A.A Maramis, Dr. Samsi, dr. Buntaran Martoatmojo, Gatot Mangkupradja, dan lain-lain. Kelompok ini
mendirikan asrama Indonesia Merdeka dengan ketuanya Wikana. Para pengajamya
antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahir, dan sebagainya.
c. Kelompok Sutan Syahrir
Kelompok ini beranggotakan kaum terpelajar di berbagai kota yang mempunyai cabang di Jakarta, Cirebon, Garut, Surabaya dan lain-lain. Kelompok Sutan Syahrir ini menghimpun perjuangan bersama teman-temannya pada saat masa penjajahan Belanda. Dalam perjuangannya Sutan Syahrir bekerja sama dengan Jepang dengan terpaksa. Syahrir memberi pelajaran di asrama Indonesia milik Angkatan Laut Jepang bersama Bung Karno, Bung Hatta, Ahmad Subarjo, dan Iwa Kusuma Sumantri.
d. Kelompok Pemuda
Ada dua kelompok pemuda pada saat itu yang terhimpun dalam Ika Daigaku (Sekolah Tinggi Kedokteran) dan badan permusyawarahan atau perwakilan pelajar pada masa pendudukan Jepang di Jakarta. Tokoh ini ialah Johan Nur, Eri Sadewa, E.A Ratulangi, dan Syarif Thayeb.

4. Perjuangan Bersenjata
Semakin meningkatnya kebencian rakyat Indonesia terhadap penjajahan Jepang yang
memerintah secara kejam di daerah-daerah, sehingga timbullah pemberontakan
pemberontakan anti Jepang. Pemberontakan-pemberontakan tersebut, antara lain:
a. Perlawanan rakyat Aceh
Pada 10 November 1942 terjadi pemberontakan di Cot Plieng. Lhokseumawe di bawah pimpinan Teuku Abdul Jalil, pemberontakan ini dapat dipadamkan. Namun, dua tahun kemudian muncul pemberontakan kembali di Jangka Buya, Aceh di bawah pimpinan Teuku Hamid, namun juga dapat dipadamkan oleh Jepang.
b. Perlawanan rakyat Karang Ampel (Indramayu)
Pada tahun 1944, terjadi pemberontakan di Karang Ampel di bawah pimpinan Haji Hadriyan, namun pemberontakan ini dapat ditindak oleh Jepang.
c. Perlawanan rakyat Sukamanah (Tasikmalaya)
Pada tahun 1944 terjadi pemberontakan di bawah pimpinan K.H. Zainal Mustafa yang meletus bulan Februari. Pemberontakan ini terjadi karena K.H. Zainal Mustafa
tidak kuat lagi melihat penderitaan rakyat Sukamanah yang ditindas dan menolak
melakukan seikeirei (penghormatan dengan cara membungkuk seperti ruku), karena
ini bertentangan dengan ajaran Islam.

5. Dampak Pendudukan Jepang dalam Berbagai Aspek Kehidupan
a. Aspek Politik
Pada masapendudukan Jepang, Jepang melarang adanyaorganisasi polik, sehingga para pemimpin bangsa dengan sembunyi-sembunyi melakukan menghancurkan Jepang. Pada Maret 1942 perkumpulan secara resmi dibubarkan oleh pihak Jepang. 
b. Aspek Ekonomi


Pada saat pemerintalan Jepang datang, pemerintahan tersebut mulai mengeluarkan berbagai kebijakan yang memonopoli seluruh perekonomian di Indonesia. Di sektor perkebunan banyak perkebunan yang dirusak sebagai gantinya ditanami tanaman untuk keperluan perang, hanya telh, kopi, dan tembakau saja yang tetap diizinkan
Selain itu juga, pemerintahan Jepang menanamkan sistem ckonomi perang, yang artinya rakyat harus menanam tanaman keperluan perang. Hal ini menambah beban rakyat, karena dipaksakan terus-menerus oleh Jepang
c. Aspek Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, sektor pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari pengolongan sama rata bagi seluruh golongan untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan terbagi menjadi 6 tahun untuk pendidikan dasar, tiga
tahun SMP, dan tiga tahun SMA. Semakin banyaknya sekolah yang dibuka mengakibakan
dibukanya sekolah untuk calon guru, yailu shihan gakko. Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di sekolah. Bahasa Jepang dibcrikan sebagai mata pelajaran wajib.

e. Aspek Militer
memasuki tahun kedua masa pendudukan, Jepang semakin intensif mendidik pemuda Indonesia. Pada tanggal 9 Maret 1943 diresmikan berdirinya gerakan Seinendan (Barisan Pemuda) sedang pelantikan pada tanggal 29 April 1943. Pembentukan Seinendan  barisan ini bertujuan untuk mendidik para pemuda agar mampu
mempertahankan tanah airnya.
maksud tersembunyi dari pembentukan organisasi militer adalah untuk memperoleh tenaga baru untuk kepentingan perang Jepang.
Syarat untuk menjadi tenaga Seinendan adalah pemuda Indonesia yang berusia 14-22
tahun. Dari sekolah dasar sampai lanjutan atas dibentuk barisan pelajar. Pasukan-pasukan
lainnya adalah Keibodan (Barisan Bantuan Polisi), barisan Heiho dan barisan PETA
Selain itu, juga pembentukan Giyugun di Angkatan Laut Jepang.
f. Aspek Penggunaan Bahasa
Pada masa ini seluruh komunikasi di seluruh Indonesia sangat tertutup. Hal ini dikarenakan pemerintahan Jepang mengontrol sepenuhnya jaringan komunikasi. Sisi positif dari penutupan sepenuhnya jaringan komunikasi adalah penggunaan yang justru berkembang pesat. Hal ini terlihat dari dipakainya bahasa Indonesia sebagai
pengantar di sekolah-sekolah di berbagai daerah dan menjadi mata pelajaran utama kelas 3 SD. Dalam berbagai bidang pun, pemakaian bahasa Indonesia diterapkan, salah satu
contohnya adalah perubahan nama Buitenzorg menjadi Bogor atau perubahan nama
Batavia menjadi Jakarta.


1 komentar:

cuteminni mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

SOAL PENILAIAN AKHIR TAHUN (SEMESTER GENAP) SEJARAH INDONESIA KELAS XI

1) Untuk menguasai kawasan Asia Pasifik Jepang menyerang pangkalan Amerika, dikawasan Asia Pasifik. Peristiwa penyerangan Jepang terhadap pa...