Menurut ilmu geologi proses muncul dan berkembangnya kehidupan awal manusia
Indonesia pada zaman kuarter. Zaman kuarter termasuk dalam zaman neozoikum. Pada
zaman kuarter mulai muncul kehidupan manusia purba. Zaman kuarter dikelompokkan
menjadi dua, yaitu zaman Diluvium (Pleistosen) dan Aluvium (Holosen). Pada masa
Pleistosen jenis manusia purba yang muncul antara lain jenis Meganthropus dan
Pithecantropus. Kedua jenis manusia purba tersebut ditemukan di Pulau Jawa, di lembah
aliran Bengawan Solo. Adapun pada masa Holosen muncul Homo sapiens.
Kehidupan awal manusia purba di Indonesia disebut zaman praaksara. Masa praaksara merupakan masa di mana manusia belum
mengenal tulisan atau disebut nirleka yang artinya tidak adanya tulisan. Masa praaksara
berlangsung dari adanya manusia sampai manusia mengenal tulisan. Meskipun zaman
dulu manusia belum mengenal tulisan, dapat mengetahui adanya masa praaksara dari
sumber-sumber sejarah lainnya, seperti fosil, artefak, dan alat-alat yang digunakan pada
masa praaksara.
1. Zaman Batu
Zaman batu adalah suatu periode
ketika peralatan manusia secara dominan terbuat dari batu walaupun ada pula alat-alat
penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun bambu. Namun, alat-alat yang
terbuat dari kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini
disebabkan bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.
Adpun pembugian zaman butu dikekompokkan menjadi empat
ketika peralatan manusia secara dominan terbuat dari batu walaupun ada pula alat-alat
penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun bambu. Namun, alat-alat yang
terbuat dari kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini
disebabkan bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.
Adpun pembugian zaman butu dikekompokkan menjadi empat
a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Zaman batu tua diperkirakan
berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu, yaitu selama masa Pleistosen.
Kapak Genggam |
Adapun cini-ciri khusus dari zaman batu tua, antara lain sebagai berikut :
1) Peralatan terbuat dari batu atau tulang yang masih kasar
2) Jenis alat yang dipergunakan adalah kapak genggam, kapak perimbas, dan alat serpih.
3) Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan berburu
4) Bertempat tinggal secara nomaden (berpindah-pindah).
5) Belummengenal seni.
Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecanthropus erectus, Homo wajakensis,
Megaathropus palaeojavanicus, dan Homo soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang
aliran Sungai Bengawan Solo. Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong.
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan.
Contoh alat-alat tersebut, antara lain sebagai berikut :
1) Kapak genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan.
2) Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa yaitu alat penusuk (belati)
3) Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu chalcedon, yang dapat digunakan chopper (alat penetak/pemotong) tombak bergerigi. untuk mengupas makanan.
b. Zaman Batu Madya (Mesolitikum)
Zaman batu madya (Mesolitikum) memiliki ciri-ciri khusus yang hampir sama dengan
zaman Paleolitikum. Manusia pendukung kebudayaan Mesolitikum adalah bangsa Papua-
Melanesoid. Namun ada beberapa tambahan, antara lain sebagai berikut.
1) Alat-alat yang digunakan lebih halus daripada zaman batu tua.
2) Ditemukan gua tempat tinggal (abris sous roche)
Abris Sous Roche |
3) Mulai mengenal seni yang berupa lukisan cap tangan di dinding gua.
4) Ditemukan bukit karang hasil sisa sampah dapur (kjokkenmoddinger).
Kjokkenedinger |
5) Mulai mengenal kepercayaan.
Bone Culnure kebudayaan Sampung terbuat dari tulang). Ada tiga bagian penting
kebudayaan Mesolitikum, yaitu sebagai berikut.
1) Pebble-culture (alat kebudayaan kapak genggam) didapatkan di kjokkenmoddinger
2) Bone-culture (alat kebudayaan dari tulang).
3) Flakes culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di abris sous roche.
c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Zaman batu muda merupakan revolusi pada masa praaksara. Telah terjadi perubahan
yang mendasar pada corak kehidupan dan cara bertempat tinggal maupun peralatan
hidupaya. Manusia pendukung kebudayaan Neolitikum adalah bangsa Austronesia
Adapun, ciri-ciri zaman batu muda, antara lain sebagai berikut.
1) Peralatan yang digunakan batu sudah dihaluskan.
2) Mengenal pakaian dari kayu, perhiasan manik-manik
3) Tempat tinggal mulai menetap (sedenter)
4) Mulai bercocok tanam Good producing)
5) Kepercayaan animisme dan dinamisme mulai berkembang.
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. Contoh alat-alat
tersebut, antara lain sebagai berikut :
1) Kapak persegi, misalnya beliung, cangkul, dan torah untuk mengerjakan kayu
Ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan
Kalimantan.
2) Kapak bahu, sama seperti kapak persegi, hanya di bagian yang dikatkan pada
tangkainya dibern leher. Hanya ditemukan di Minahasa.
3) Kapak lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong.Tanimbar, Leti, Minahasa,
dan Serawak
Kapak Lonjong |
4) Perhiasan (gelang dan kalung dan batu indah), ditemukan di Jawa
5) Pakaian (dani kulit kayu)
6) Tembikar (periuk belanga), ditemukan di dacrah Sumatra, Jawa, dan Melolo
(Sumba).
d. Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Disebut zaman batu besar karena hasil-hasil kcbudayaan umumnya terbuat darih
Hasil-hasil darikebudayaan Megalitikum memberikan petunjuk kepada kita mengenal
dalam ukuran besar. Kebudayaan ini muncul pada akhir zaman Neolitikum, perkembangannya justru terjadi pada zaman perunggu (kebudayaan Dongson) tetapi perkembangan kepercayaan, terutama pemujaan terhadap arwah nenek moyang
memang telah mulai nampak pada akhir zaman Neolitikum. Hasil kebudayaan zaman Megalitikum, antara lain sebagai berikut.
1) Menhir adalah tugu batu yang didirikan scbagai
tempat pemujaan untuk memperingati arwah
nenek moyang
Menhir |
Dolmen |
2) Dolmen adalah meja batu, merupakan tempat
sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang
Ada pula yang digunakan untuk kuburan.
3) Sarkofagus atau keranda, bentuknya seperti
4) Kubur batu/peti mati yang terbuat dari batu
besar yang masing-masing papan batunya lepas
satu sama lain.
5) Punden berundak-undak, bangunan tempat
pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat.
2. Zaman Logam
Zaman logam masuk ke Indonesia sekitar tahun 500 SM, yaitu setelah menerima pengaruh dari kebudayaan Dongson (Vietnam). Pada zaman ini orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan bivalve dan a cire perdue. Periode ini juga disebut
masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil
melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam dikelompokkan menjadi tiga, yaitu zaman
tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Namun, di Indonesia hanya mengalami zaman
perunggu dan zaman besi saja.
a. Zaman Perunggu
Zaman perunggu di Indonesia dipengaruhi oleh
kebudayaan Dongson dari Vietnam yang berkembang sejak abad pertengahan sebelum Masehi Kebudayaan ini masuk ke Indonesia pada tahun 500 SM dibawa oleh bangsa Deutero Melayu.
Peninggalan zaman perunggu, antara lain nekara,
bejana perunggu, kapak corong, arca perunggu,
perhiasan perunggu, dan manik-manik.
b. Zaman Besi
Benda peninggalan zaman besi di temukan di Wonogiri (jawa tengah) dan Besuki (jawa timur). Jenis peralatan yang ditemukan antara lain :
- mata kapak
- pisau
- sabit
- ujung tombak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar